BIG DATA
Oleh: Angger Purwoko H
Mata Kuliah: Penerbitan Grafis dan Elektronik
Dosen Pengampu: Pitoyo Widhi Akmoko S. Si, M. Si
Penulis: Angger Purwoko H
Publikasi: Aulia Nurdienawati (135030701111018)
BIG DATA adalah
buzzword atau menangkap-frase yang digunakan untuk menggambarkan volume besar,
baik dari data terstruktur dan tidak terstruktur yang begitu besar sehingga
sulit untuk memproses dengan menggunakan teknik database dan perangkat lunak
biasa. Dalam kebanyakan kejadian data perusahaan yang terlalu besar atau
bergerak terlalu cepat atau melebihi kapasitas pengolahan saat ini. Big data
memiliki potensi untuk membantu perusahaan meningkatkan operasi, membuat lebih cepat
dan keputusan yang lebih cerdas. Contoh Big Data Contoh data besar mungkin
petabyte (1.024 terabyte) atau exabyte (1.024 petabyte) data yang terdiri dari
miliaran triliunan catatan dari jutaan orang dari berbagai sumber yang berbeda
(misalnya Web, penjualan, contact center pelanggan, media sosial, data ponsel
dan sebagainya). Data tersebut biasanya terstruktur longgar atau data yang
sering tidak lengkap dan tidak dapat diakses.
Big Data dan
Jenis dataset Bisnis Ketika berhadapan dengan dataset yang lebih besar,
organisasi menghadapi kesulitan untuk dapat membuat, memanipulasi, dan
mengelola data yang besar. Data besar ini menjadi masalah khususnya dalam
business analytics karena alat dan prosedur standar tidak dirancang untuk
mencari dan menganalisis dataset yang besar. Sebuah penelitian dari perusahaan
induk Webopedia QuinStreet menunjukkan, big data initiatives yang siap untuk
pertumbuhan eksplosif. QuinStreet menyurvei 540 perusahaan pembuat keputusan
yang terlibat dalam data besar dan menemukan dataset yang menarik bagi banyak
bisnis saat ini termasuk struktur database biasa dari persediaan, order, dan
informasi pelanggan, serta data tidak terstruktur dari Web, situs jejaring
sosial, dan perangkat cerdas. Data ini, ketika ditangkap, diformat, dimanipulasi,
disimpan, dan dianalisis dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan informasi
yang berguna untuk meningkatkan pendapatan, mendapatkan atau mempertahankan
pelanggan, dan meningkatkan operasi. Akhir-akhir ini istilah Big Data marak di
gunakan sebagai teknologi yang akan menjadi trend masa depan. Sebenarnya apa
sih Big Data itu? Manfaat apa yang diberikan oleh Big Data? Siapa saja yang
sudah menggunakan dan mendapatkan manfaat dari Big Data? Berikut sedikit ulasan
tentang Big Data.
Big Data adalah
sebuah teknologi baru di dunia teknologi informasi dimana memungkinan proses
pengolahan, penyimpanan dan analisis data dalam beragam bentuk/format,
berjumlah besar dan pertambahan data yang sangat cepat. Pengolahan dan analisis
data dalam jumlah sangat besar ini memerlukan waktu yang relatif jauh lebih
singkat dengan menggunakan Big Data dibanding teknologi data sebelumnya,
misalnya. database relational seperti MySQL.
Ciri-ciri data yang ditangani oleh Big Data:
- Jumlah
nya sangat besar (Volume). Biasanya ukuran total data dalam terabytes
keatas.
- Pertumbuhan
data sangat cepat (Velocity) sehingga data bertambah dalam jumlah yang
sangat banyak dalam kurun waktu relatif singkat.
- Bentuk
atau format datanya beraneka ragam (Variety). Format disini bisa berupa
data dalam tabel-tabel relasional database seperti MySQL, file text biasa,
File Excel atau bentuk apapun.
Manfaat yang bisa diberikan dari Big
Data antara lain bisa memberikan gambaran yang lebih lengkap dari sebelumnya
karena biasanya data yang dianalisis adalah data terstruktur misalnya data
relasional database.
Contoh skenario dimana Big Data
digunakan misalnya adalah pemanfaatan data dari social media, twitter,
facebook dsbnya dipadukan dengan data dari perusahaan sendiri misalnya data
dari penjualan atau data pelanggan yang sudah ada di relasional database.
Dengan demikian bisa didapatkan analisis untuk melakukan strategi marketing
yang jitu. Misalnya dengan menganalisis orang-orang di social media yang
berpengaruh untuk memasarkan produk.
Contoh real dimana Big Data
benar-benar dinikmati manfaatnya adalah sebuah startup bernama Klarna. Klarna
adalah startup dari Swedia yang memberikan pelayanan semacam micro financing
untuk e-commerce. Yang ditawarkan Klarna adalah pembeli online bisa langsung
beli barang online tanpa membayar langsung. barang akan dikirimkan ke alamat
pembeli. Selanjutnya pembeli diberi waktu untuk membayar barang jika dia
sukai dengan barang yang dikirim atau mengembalikan barang tersebut jika tidak
disukai. Nah bagaimana jika pembeli tersebut tidak bertanggung jawab dan tidak
membayar barang yang sudah dia terima? Disinilah Klarna memberikan solusi
berbasis Big Data.
Klarna melakukan analisis terhadap
data dari pembeli tersebut sehingga meminimalkan resiko dimanan pembeli tidak
membayar barang yang sudah dia terima. Hasilnya Klarna tumbuh menjadi
perusahaan micro financing besar untuk pasar e-commerce di Eropa. Sayangnya
untuk Indonesia, berdasarkan survey beberapa perusaahn besar, penggunaan Big
Data masih belum optimal. Teknologi ini masih dianggap asing dan belum dianggap
akan memberikan hasil yang menguntungkan. "Big Data adalah data dengan ciri berukuran sangat besar, sangat
variatif, sangat cepat pertumbuhannya dan mungkin tidak terstruktur yang
perlu diolah khusus dengan teknologi inovatif sehingga mendapatkan informasi
yang mendalam dan dapat membantu pengambilan keputusan yang lebih baik."
Keempat karakterik tersebut:
berukuran sangat besar (high-volume), atau sangat bervariasi (high-variety),
atau kecepatan pertumbuhan tinggi (high-velocity), dan sangat tidak
jelas (high veracity) sering disebut dengan 4V's of Big Data. Teknologi Big Data diciptakan untuk menangani
keempat ciri di atas. Jadi jika data Anda memiliki satu ciri saja atau beberapa
kombinasi ciri di atas, tentunya dapat memanfaatkan teknologi Big Data yang
tersedia di pasaran.
Definisi di atas merupakan kompilasi
definisi dari Gartner - sebuah perusahaan riset
dan konsultan IT yang sangat terkenal di dunia dan berbasis di US - dan
beberapa organisasi lain yang menambahkan elemen high-veracity ke dalam
definisi Gartner. Big Data menjamin pemrosesan solusi
data dengan varian baru maupun yang sudah ada untuk memberikan manfaat nyata
bagi bisnis. Namun pengolahan data dengan ukuran dan kompleksitas besar tetap
sekedar solusi teknologi kecuali jika dikaitkan dengan tujuan bisnis. Hal
terpenting dari Big Data bukanlah sekedar kemampuan teknis untuk mengolah data
melainkan manfaat yang dapat disadari oleh perusahaan dengan menggunakan Big
Data Analytics Terminologi Big Data diyakini berasal dari perusahaan pencarian
web yang mengolah data dengana gregasi yang terdistribusi sangat besar dan
tidak terstruktur.
Contoh
Big Data dapat berupa data yang berukuran hingga petabytes (1,024 terabytes)
atau exabytes (1,024 petabytes), seperti milyaran hingga triliunan catatan
personal seseorang yang semuanya berasal dari sumber berbeda seperti web,
sales, customer service, social media, data mobile dan sebagainya. Data-data ini
biasanya tidak terstruktur, sering tidak lengkap dan tidak dapat diakses. Pada
saat berhadapan dengan kelompok data yang lebih besar, perusahaan menghadapi
kesulitan membuat, memanipulasi dan mengelola Big Data. Big Data sesungguhnya
masalah dalaman alisis bisnis karena tools dan prosedur standar tidak didesain
untuk mencari dan menganalisa kumpulan data yang massive.